Rabu, 09 November 2011

Resensi Pengakuan Pariyem


PENGAKUAN PARIYEM


Judul buku : Pengakuan Pariyem: Dunia batin seorang Wanita Jawa
Pengarang : LInbus Suryadi Ag.
Penerbit : pustaka Pelajar, Yogyakarta
Tahun terbit, cetakan : Cetakan ke enam, 2002
Tebal Buku : 325 halaman

Siapa yang tidak mengenal Linus, seorang pengarang yang menganut kebatinan Jawa. Dan karena penguasaannya serta kebanggaannya yang besar sebagai orang jawa itulah, maka dia membuat buku ini, yang merefleksikan dirinya sebagai seorang jawa.
Pariyem, maria Magdalena Pariyem, wanita wonosari yang akhirnya jadi babu di Ndalem Suryomentaraman Yogyakarta, dibawah Ndoro Kanjeng. Dengan pengakuan-pengakuannya, maka kita diajak untuk mengetahui kebudayaan jawa, baik itu dilihat dari diri Pariyem, atau dari mulut para ndoronya yang berasal dari keluarga bangsawan, yang masih memegang teguh budaya jawa.
Pengakuan Pariyem, sebuah buku yang akhirnyanya menguak pola pikiran orang jawa, budaya yang mungkin dianggap buruk oleh bangsa lain, tapi tersimpan segala sesuatu yang berarti bagi yang belum mengenal budaya jawa, maka mereka akan mengejeknya, tapi budaya jawa tidak sesempit itu,ada makna yang terkandung di dalamnya.
Pariyem, wanita wonosari yang akhirnya hamil dengan Den Baguse, tapi menerima takdirnya, tidak memberontak, bahkan akhirnya kembali ke Yogyakarta setelah melahirkan. Tidak ada perasaan minder dan malu untuk kembali ke yogyakarta, mengabdi lagi kepada Ndoro kanjeng di Ndalem Suryamentaraman Yogyakarta.
Pengakuan Pariyem, buku yang berupa novel, tapi dengan penyajian prosa lirik, seperti sebuah puisi. Linus memang tidak mengarang sebuah novel biasa, mengingat kemampuannya dalah di bidang pembuatan puisi. Tapi itulah yang justru menarik dari buku ini, memberikan sebuah penulisan yang baru, yang tidak seperti novel-novel pada umumnya.
Karena buku ini membawa pola pikir orang jawa, maka tentu saja akan banyak ditemui kata-kata dalam bahasa jawa, yang tentu saja sudah di berikan artinya oleh LInus supaya pembaca bisa tahu apa maknanya.
Tidak tahu apa yang harus saya ungkapkan dalam buku ini. Buku ini benar-benar sangat bagus sekali, buku ini membawa kita untuk memasuki pola pikir orang desa, dengan segala filosofinya. kadang aneh juga, orang desa dan tidak berpendidikan tinggi seperti pariyem, berbicara mengenai filosofi hidup.Tapi bukankah itu sebenarnya tidak aneh, karena filosofi hidup itu diturunkan secara turun temurun oleh setiap generasi, dari mulut ke mulut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar