Selasa, 11 Oktober 2011

Contoh Proposal Pendirian Perpustakaan


Kategori Dari Redaksi | 29-03-2010 | 2 Komentar


Pendahuluan
Segala puji bagi Allah Rabb yang memelihara seluruh alam dan mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar.  Salawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi panutan yang telah menebarkan dakwah tauhid ke tengah manusia sehingga mengenalkan kepada mereka tentang hak-hak Rabb yang telah menciptakan mereka. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba pilihan-Nya yang rela untuk mempersembahkan jiwa, raga, dan harta kita di jalan-Nya. Amma ba’du.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (QS. Fathir: 28)
Sesungguhnya mewujudkan sebuah masyarakat yang beriman, bertakwa, dan berhias dengan rasa takut kepada Allah merupakan cita-cita mulia setiap insan yang menghendaki masa depan dunia yang lebih membahagiakan. Kejayaan di dunia dan keselamatan di akherat tak mungkin digapai dengan jiwa yang kosong dari iman dan akal yang tak menyerap bimbingan-bimbingan ar-Rahman.

Senin, 10 Oktober 2011

Biografi Sulistiyo Basuki

Sulistyo Basuki, lahir di Sumbawa Besar pada tahun 1941, putra pertama almarhum Bapak Hardjito dan Ibu M. Hardjito, yang kedua-duanya merupakan pensiunan guru Sekolah Rakjat di Blitar. Pendidikannya di mulai di Frobel School di Sumbawa Besar (1948), Sekolah Rakjat di Blitar (1954), SMP bagian B (Blitar, 1957), SMA bagian C (Blitar, 1960) kemudian melanjutkan ke Sekolah Perpustakaan, cikal bakal pendidikan arsiparis di Indonesia.
Ia memperoleh gelar Sardjana Muda (Universitas Indonesia, 1963), Sarjana Sastra (Universitas Indonesia 1974), Master of Science (Case Western reserve University, Cleveland, Ohio, USA 1980), Master of Arts (1980) dan Doktor of Philosophy (1984) dengan disertasi berjudul ” Acitation analysis of agricultural and medical journals published in Less developed Countries”.

Biodata Lasa Hs

BIODATA dan KARYA Nama : Lasa Hs. Tempat/tg.lahir : Boyolali, 1 Januari 1948 Alamat : Nologaten RT I RW 04 No.33 Caturtunggal Depok Yogyakarta HP. 08179401967 Pendidikan : 1. Sekolah Rakyat Islam Mamba’ul Ulum di Boyolali 2. Madrasah Tsanawiyah Al Islam di Boyolali 3. Madrasah ‘Aliyah Al Islam di Surakarta 4. Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM 5. Pascasarjana UGM – Magister Manajemen Perp. DIKLAT/Penataran: 1. Training Perpustakaan di UGM 1973 2. Penataran Perpustakaan di KOPERTIS Wil.V. 3. Program Sertifikat Ahli Perpustakaan Fak. Sastra UI 4. Magang Pengelolaan Terbitan Berkala di UPT Perp.ITB 5. Penataran Tim Penilai Angka Kredit Pustakawan Tk.Nasional di Jakarta BEBERAPA PENGALAMAN: - Mengajar 1. Guru SMP Muhammadiyah Depok 1972-1973 2. Dosen Akademi Manajemen Putra Jaya 1980-1985 3. Dosen Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta (1983- ) 4.

Minggu, 09 Oktober 2011

Pengertian Library Science


1.      Library Science
Pengertian :
Ilmu Perpustakaan (Inggris: library science) adalah bidang interdisipliner yang menggabungkan ilmu sosial, ilmu hukum, dan ilmu terapan untuk mempelajari topik yang berkaitan dengan perpustakaan. Ilmu perpustakaan ini mempelajari mengenai cara pengumpulan, pengorganisasian, pengawetan, dan penyebarluasan sumber informasi pada umumnya. yang ada di suatu perpustakaan, serta berkaitan dengan nilai ekonomi dan politis (wikipedia.org.)Pada mulanya Ilmu Perpustakaan lebih membahas mengenai ilmu pengarsipan. Hal ini berkaitan dengan cara penataan sumber informasi dengan sistem klasifikasi perpustakaan dan teknologi untuk mendukung maksud ini. Topik ini juga berkaitan dengan bagaimana pengguna jasa informasi ini mengakses, menelusuri, dan memanfaatkan informasi. Dan satu aspek lagi yang tidak kalah penting adalah etika dalam penataan dan pelayanan informasi, serta status legal dari suatu perpustakaan sebagai sumber informasi.
a.       Tokoh
Berbicara tentang tokoh library science, tentu tidak asing lagi nama Melvil Dewey. Melvil Dewey merupakan salah satu tokoh yang memberi kontribusi besar bagi perkembangan library science. Salah satu kontribusi Melvil Dewey bagi perkembangan library science adalah Melvil Dewey terlibat dalam kelahiran ALA, juga menulis karyanya yang terkenal Dewey Decimal Classification (DDC). Bagan ini diciptakan oleh Melvil Dewey (1851-1931) dan terbit tahun 1876. Selain itu, Melvil Dewey membuka sekolah formal perpustakaan untuk pertama kalinya di Columbia College. Walaupun Kurikulumnya masih berdasarkan "Trial and Error" dan hanya mengajarkan Dewey Decimal Classification, cataloguing, classification, references and bibliography, book selection and administration tetapi lulusannya menyebar ke seluruh Amerika Serikat dan sebagian besar dari mereka mendirikan sekolah perpustakaan di daerah masing-masing.
b.      Tahun
Melvil Dewey hidup pada tahun 1851-1931 dan memberikan kontribusinya demi perkembangan library science dengan menuliskan buku Decimal Classification (DDC) pada tahun 1876. Selain itu Melvil Dewey membuka sekolah formal perpustakaan untuk pertama kalinya di Columbia College pada tahun 1887.
c.       Dimana
Melvyl Dewey membuka sekolah formal perpustakaan untuk pertama kalinya di Columbia College.
d.      Mengapa
Melvyl Dewey membuat buku DDC dengan tujuan untuk memudahkan dalam klasifikasi subyek, dimana DDC membagi semua ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama (main classes). Selain itu, Melvyl Dewey membuka sekolah formal perpustakaan dengan tujuan untuk mengajarkan Dewey Decimal Classification, cataloguing, classification, references and bibliography, book selection and administration.
e.       Komentar
Menurut saya Melvyl Dewey adalah tokoh yang sangat berperan penting bagi perkembangan library science dimana karyanya yang terkenal Dewey Decimal Classification (DDC) sangat berguna sekali dalam penentuan tajuk subyek. Dewey Decimal Classification (DDC) merupakan bagan klasifikasi yang paling populer dan paling banyak digunakan, termasuk di Indonesia. Banyak pustakawan yang mungkin akan kesulitan menentukan tajuk subyek jika tidak ada buku DDC.  Peran serta Melvyl Dewey  bagi perkembangan library science dibuktikan dengan membuka sekolah formal perpustakaan Columbia College, dimana lulusannya menyebar ke seluruh Amerika Serikat. Jika Melvyl Dewey tidak membuka sekolah formal perpustakaan mungkin saat itu di Amerika Serikat masih jarang adanya pustakawan.

2.      Library and Information science
Pengertian :
Ilmu informasi dan perpustakaan merupakan kajian interdislipiner terhadap
informasi yang sangat berdekatan dan saling berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu diantaranya Psikologi, komunikasi, sosiologi, statistik, linguistik, sibernetika, ilmu organisasi, komputer, ekonomi politik dan kebijakan publik.

a.       Tokoh
Di Indonesia khususnya dalam bidang perpustakaan nama Sulistyo Basuki bukanlah nama asing lagi. Beliau adalah seorang guru besar ilmu perpustakaan dan informasi. Sulistyo Basuki menjadi pengajar Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia sejak tahun 1977 sampai sekarang. Banyak sekali kontribusinya bagi dunia library and information science yaitu dengan menuliskan artikel, jurnal dan buku-buku tentang library and information science.
b.      Tahun
Sulistyo Basuki lahir pada tahun 1941. Beliau mendapat gelar guru besar ilmu perpustakaan dan informsasi tahun 1995.
c.       Dimana
Sulistyo Basuki lahir di Sumbawa Besar. Beliau diangkat menjadi guru besar di Universitas Indonesia dan juga menjadi pengajar Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
d.      Mengapa
Sulistyo Basuki menulis artikel, jurnal dan buku-buku library and information science karena beliau sangat tertarik dan senang terhadap perpustakaan. Sulistyo Basuki berharap dengan karyanya tersebut dapat bermanfaat bagi pustakawan dan dapat mendorong perkembangan library and information science.


e.       Komentar
Menurut saya Sulistyo Basuki adalah seorang pustakawan yang sangat peduli sekali terhadap perkembangan library and information science. Hal itu terbukti dengan banyaknya karya-karya beliau yang berisi tentang perpustakaan dan juga banyak peran serta beliau di dunia perpustakaan Indonesia.

3.    Ilmu Perpustakaan dapat sebagai sebuah ilmu
Ilmu perpustakaan dapat disebut sebagai ilmu karena ilmu perpustakaan merupakan bidang interdisipliner yang menggabungkan ilmu sosial, ilmu hukum, dan ilmu terapan untuk mempelajari topik yang berkaitan dengan perpustakaan. Ilmu Perpustakaan adalah manajemen pengetahuan manusia, antar cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak dibanding dari semua ilmu lain, dan karena menyangkut filsafat ilmu pengetahuan, ilmu ini berpotensi menjadi ilmu yang paling filosofis dibanding semua profesi lain (Shera, 1965, lihat juga Shera, 1973).
American Library Association (ALA) berdiri pada tahun 1876, dan setahun kemudian di Inggris berdiri Library Association (LA). Sebelum dua organisasi ini berdiri, para pustakawan hanya dihargai dalam hal keterampilan “housekeeping”-nya, dan kepala perpustakaan biasanya melakukan pelatihan atau pemagangan untuk pegawai-pegawainya. Belum ada sekolah-sekolah perpustakaan. Melvil Dewey, yang terlibat dalam kelahiran ALA, juga menulis karyanya yang terkenal Dewey Decimal Classification (DDC) pada tahun 1876. Dia pula yang membuat sebuah proposal untuk membentuk “School of Library Economy”. Setelah melalui perdebatan di kalangan pustakawan, pada tahun 1887 berdirilah sekolah itu sebagai bagian dari Columbia College. Pada akhir abad 19 itu, pustakawan Inggris juga menggiatkan Library Association mereka dan menerbitkan Library Journal yang waktu itu bermoto, “devoted to library economy and bibliography”. Kita waktu itu belum merdeka, dan Pemerintah Kolonial Belanda lebih tertarik melanjutkan pengembangan Kebun Raya daripada membangun perpustakaan untuk para inlander.
Sementara itu, pada masa yang sama, perhatian orang sedang tertuju pula pada perkembangan di Brussels, Belgia; pada dua orang ahli hukum bernama Paul Otlet dan Henri La Fontaine yang menggunakan kata “dokumentasi” untuk sebuah “pendekatan baru” dalam mengelola akses ke segala sumber pengetahuan. Kisahnya bermula pada tahun 1892 ketika Paul Otlet bertemu Henri La Fontaine yang waktu itu sedang ditugaskan mengelola bahan-bahan dokumenter ilmu sosial di Société des Études Sociales et Politiques di Brussel. Waktu itu, jumlah jurnal ilmiah yang terhimpun mencapai 10.000 judul. Pada saat yang sama, para pustakawan sedang sibuk membuat “Répertoire Bibliographique Universel” yang akan mempunyai rujukan “seluruh semesta subjek”. Aktivitas “documentation” pun menjadi resmi, dan mendorong kelahiran International Federation for Documentation and Information (FID). Kelak gerakan dokumentasi ini pula yang melahirkan profesi pustakawan khusus. Jauh hari kemudian, lebih dari seratus tahun kemudian, di Indonesia juga lahir Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah sebagai bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Kembali ke Amerika Serikat, sekolah-sekolah perpustakaan bermunculan di Negeri Paman Sam itu. Melihat perkembangan yang menggembirakan di bekas koloninya, Inggris pun tergugah. Pada tahun 1919 berdirilah School of Library, Archive, and Information Studies (SLAIS) di University College, University of London. Di luar aksis AS-Inggris, pada tahun 1910 berdiri pula di Brazil sekolah pertama di bawah naungan Bibliotheca Nacional do Rio de Janeiro, meniru model French École des Chartes di Paris. Lalu pada tahun 1929, seorang pustakawan dari Mackenzie Institute library di São Paulo, Adelpha Silva Rodrigues, mendapat beasiswa dari American Association of University Women untuk belajar kepustakawanan di AS. Sebagai gantinya, AS mengirim nona Dorothy Muriel Geddes, yang kemudian digantikan oleh nyonya Arthur E. Gropp, yang membuka sekolah perpustakaan di Mackenzie. Perkembangan paling menentukan terjadi pada tahun 1926. Saat itu berdirilah Graduate Library School (GLS) di bawah naungan University of Chicago. Sponsor utama sekolah ini adalah Carnegie Foundation. Sekolah ini secara khusus ingin mengembangkan penelitian ilmiah dan membangun pondasi teori bagi kepustakawanan. Saat inilah dapat dikatakan telah lahir ide tentang Ilmu Perpustakaan. Salah satu pendukung utama peng-”imiah”-an kepustakawanan ini adalah seorang filsuf bernama John Dewey (jangan disamakan dengan Melvil Dewey). Karyanya, “The sources of a science of education” (Dewey, 1929) menjadi bacaan wajib di GLS dan tulisannya ini kemudian menjadi dasar pertama dari Ilmu Perpustakaan. Sesuai pikiran Dewey, tiga pokok ilmu yang menopang Ilmu Perpustakaan adalah sosiologi, psikologi, dan sejarah. Untuk mendukung kegiatan ilmiah dan penelitiannya, GLS menerbitkan Library Quarterly. Perkembangan orientasi sekolah ini kemudian juga dipengaruhi oleh tulisan Pierce Butler, An Introductory to Library Science yang terbit tahun 1933. Buku ini menyatakan bahwa perpustakaan mengurusi pengetahuan ilmiah dan merupakan aktivitas institusi sosial yang rumit. Untuk mempelajari hal ini, maka ilmu perpustakaan harus diisi dan dilengkapi dengan metode statistik, psikologi membaca, sejarah buku, sejarah perpustakaan sebagai institusi, sejarah pengetahuan, dan sejarah bibliografi. Pada tahun 1938 sampai 1940 seorang pustakawan bernama Jesse Shera mendaftar di GLS untuk mengambil program doktoral. Sambil kuliah, dia juga sempat bekerja di ibukota AS di sebuah proyek militer yang mengembangkan automatisasi perpustakaan dan manajemen. Pada tahun 1944 Shera meraih gelar doktor dengan disertasi tentang gerakan perpustakaan umum di New England.
Pikiran-pikiran Dewey, Butler, dan Shera itulah yang kemudian memicu berbagai upaya menegaskan keilmuan yang melandasi Kepustakawanan.